Monday, January 28, 2013

Interview Lengkap Dengan Hai Magazine

Alhamdulillah akhirnya bisa nulis lagi di blog hehe.
Beberapa minggu lalu gue di hubungi oleh Agung budiono dari majalah Hai untuk di interview tentang Woles melalui email.






Mungkin di antara kalian sudah ada yang membeli majalah Hai edsisi 28 Jan- 3 Feb 2013 dan pasti sudah membacanya. Di sini gue hanya ingin memberikan jawaban detail gue saat di interview oleh majalah Hai. Yang mungkin bisa jadi info dan bisa jadi motivasi yang baik buat kalian semua :)

1. Ceritain kebentuknya woles dan kepikiran bikin itu. Sejarahnya ?
Jawab : Awal kebentuknya woles sebenernya adalah dari twitter. Jadi awalnya gue merasa aneh dengan keluhan orang-orang di twitter tentang ( Jakarta macet, anjir neraka bocor, parah panas banget dan macam -macam keluhan lainnya ) jadi di saat keluhan tentang itu gue baca di timeline gue dari orang yang  gue follow gue selalu RT dengan kata "Woles woles". Gue ngerasa aneh karena kenapa sih harus di keluhin dan di tulis di twitter ?
Udah pada lama juga kan tinggal di jakarta dan kalian pasti tau kalo jakarta macet, panas dan sebagainya jadi kenapa harus di keluhin ? 
Gue selalu RT "Woles woles" seterusnya sampai sekitar semingguan. Nah selama itu berlangsung followers gue banyak yang nyaut Woles apaan si kak? karena ternayta banyak dari mereka yang ga tau artinya woles. 
Dan di saat gue lagi bikin materi produksi buat Yeah right brand. Tiba-tiba ide pun muncul, yaitu masukin kata "Woles-woles" ke mocked up t-shirt lalu dengan ide iseng akhirnya gue posting ke twitter preview design baju dengan tulisan "Woles-woles", ternyata banyak banget yang nyaranin untuk di produksi dan banyak yang mau beli. Saat proses ke tahap produksi gue merubah design yang tadinya "Woles-woles" menjadi "Woles".
Pesan yang gue buat dari woles sendiri sebenernya lebih banyak ke nilai positive agar kita bisa belajar woles dalam menghadapi segala masalah apapun. Karena gue merasa banyak belajar dari pengalaman di saat gue jatuh, di saat gue di tinggal oleh kedua orang tua, di saat gue ga punya rumah dan ga tau mau tinggal dimana, di saat gue ga bisa kuliah seperti anak" lainnya, di saat gue harus memikirkan mau makan apa gue besok mau tinggal dimana gue besok. Dan gue mulai bisa mempelajari perjalanan hidup ini, masalah apapun, cobaan apapun harus di hadapi dan ikuti saja seperti air. Apapun masalahnya jangan di ambil pusing karena pasti ada hikmah di balik semuanya, jadi woles aja  :p 




2. Ide awalnya gimana? Apa emg plesetan supreme, vans atau lainnya ?
Jawab : Pertanyaan yang sangat bagus nih hhe.
Tapi kenapa langsung menuju Supreme yah? kenapa ga nanya Polytron atau Motul? coba search di google deh logo woles dan supreme juga sama kayak polytron dan Motul :p 

Jauh sebelum gue bikin woles, gue sempet cari info di internet dan pelajarin tentang Urban streetwear yang lahir dari subkultur di New york dan los angeles. 
Yang gue dapet dari informasi tersebut Sejarah streetwear mengambil inspirasi dari estetika DIY Punk, dan kemudian budaya Hip hop tahun 1980. Di saat itu eranya Le Coq Sportif, Kangol dan Adidas. Lalu Nike mengangkat bintang pemain basket NBA Michael jordan untuk menyaingi Adidas, di tahun 1984 sampai awal tahun 90an nike berhasil mendominasi pasar streetwear sneaker. Dan di era tahun 90an Group hip hop seperti Wu Tang Clan dan Gang Starr dan lainnya sangat terkait dengan perkembangan streetwear. 

Kalo di lihat dari sejarah perkembangan streetwear salah satunya dari budaya hip hop, yang kita tahu budaya hip hop lirik-lirik lagunya mengandung sarkasme atau sindiran jadi ga heran kalo banyak merek streetwear di luar negri yang designnya mengandung sindiran atau plesetan merek lain yang bertujuan untuk menimbulkan kontroversi. Intinya adalah gue membuat woles dengan konsep streetwear dan membuat kontroversi dalam pengemasan logonya. Kalo memang kebanyakan orang menilai logo woles seperti supreme sah-sah saja, dan memang itu tujuan gue berarti kontroversi yang gue buat berjalan sesuai dengan harapan gue. Karena brand-brand streetwear besar di luar negri pun banyak membuat kontroversi contohnya menempelkan logo mereka di jalan secara ilegal dengan ukuran yang sangat besar, bahkan ada yang menempelkan logonya di sebuah baliho Mcd secara ilegal untuk menimbulkan kontroversi. Tujuan dari kontroversi tersebut mungkin salah satunya adalah agar menjadi bahan pembicaraan oleh orang lain dan menjadi media promosi secara tidak langsung. Mungkin kalian bisa pelajari juga hal-hal tersebut dari majalah terbitan New york 'Stickers From punk rock to contemporary art' atau filmnya the banksy yang berjudul 'exit through the gift shop' untuk mengetahui lebih luas tentang streetwear dan streetart.




3. Modalnya brapa dan sekarang omsetnya brapa?
Jawab :  Modal awal bisa di bilang ga ada, karena di saat gue bikin woles gue menggunakan taktik yang sama pada saat dulu gue bikin Yeah right brand di tahun 2010.

Mengenai omset gue ga mau mengumbar ke umum, karena menurut gue kesuksesan gue atau sebuah brand bukan di ukur dengan berapa omsetnya yang sudah di peroleh tapi di ukur perjalanan panjang atau proses bagaimana brand tersebut lahir sampai akhirnya bisa menjadi brand yang di kenal banyak orang.


( Hitungan omset di atas adalah perkiraan kalkulasi bayangan yang di hitung oleh penulis )


4. Sistem promo lo gmn?
Jawab : Sistem promo yang gue jalanin untuk woles sebenernya paling utama adalah menjadikan teman-teman pembeli sebagai artis atau media promo untuk woles sendiri, dengan cara memasukan hasil foto TERBAIK mereka menggunakan produk woles ke instragram, twitter, facebook, dan web kami. Dengan begitu pembeli merasa di hargai, karena yang paling penting buat gue adalah bagaimana membuat pembeli senang dan merasa di hargai ketika memakai produk yang gue lahirkan. 
Di samping itu juga banyak peran dari teman-teman artis seperti Sansan,Ayi,Aldy,omo dari Pee wee gaskins, Adit insomnia, dan teman-teman lainnya.

5. Kepikiran bikin brand of brothers tuh gimana? ceritain git.
Jawab : Awalnya ide brand of brothers adalah ide dari kakak gue sendiri yaitu Ayi, lalu ayi meminta gue untuk mematangkan konsepnya. Sejarahnya adalah gue 4 bersaudara Chicco, Sebastian, Harry (Ayi), dan gue. Gue dan ayi maunya kakak gue yang lain bisa ikutan berkarir dalam bisnis clothing ini supaya kita berempat bisa bangkit bareng-bareng dari cobaan yang gue dan ketiga kakak gue alamin. Di akhir tahun 2012 Brand of brothers semakin mateng dengan produk gue yaitu Yeah right brand dan woles, Ayi punya The dirty harry, Sebastian gue bikinin konsep baru dari Yeah right brand yaitu Yeah right line, dan Chicco gue gue bikinin Woles kids dan Yeah right kids. 



6. Kan sekarang banyak yang bajak, gimana komentar lo ? 
Jawab : Sebelumnya gue makasih buat Hai magazine yang udah membuat pertanyaan seperti ini, karena banyak banget yang mempertanyakan lewat twitter woles dan twitter pribadi gue. Jujur komentar gue mengenai pembajakan woles adalah gue merasa ada sesuatu yang di curi dari diri gue, gue sedih, gue pengen nangis, susah payah gue mempelajari apa yang gue ga tau tentang bisnis clothing, memikirkan secara matang sampai membuat konsep sebuah brand, memikirkan isi pesan dari setiap design yang gue produksi dan tiba-tiba di rampas gitu aja. Tapi gue berusaha membuat semuanya menjadi woles dengan berfikir positive, dengan cara membalikan segala sesuatu negative yang gue alamin menjadi sesuatu yang positive. Belakangan ini gue udah bisa mengiklhaskan masalah pembajakan dengan cara berfikir dengan adanya bajakan berarti gue memberikan rezeki untuk orang lain secara tidak langsung dan mudah-mudahan bisa jadi amal untuk gue. Karena Meskipun Woles udah ada hak paten merk dan logo secara hukum sejak tahun 2011, tapi tetap masalah pembajakan di Indonesia belum bisa di atasi. Jadi mau ga mau harus woles, ya namanya juga woles, di bajak ya woles aja. Itung-itung promosi geratis haha 


Kalo di lihat dari sisi menguntungkan atau merugikan gue pribadi menjawab merugikan. Tapi sebagian orang di sekitar gue malah mengacungkan jempol ke gue karena produk gue sudah banyak bajakannya, mereka bilang dengan adanya pembajakan artinya woles sudah menjadi brand terkenal yang di ketahui banyak orang dan akan semakin banyak orang-orang yang akan membeli produk asli woles, karena brand-brand terkenalpun seperti Nike, Vans, dan lainnya bahkan sekelas Louis vuitton dan Gucci pun di bajak. Mendengar masukan dan semangat yang teman-teman kasih ke gue mengenai bajakan bikin gue belajar untuk lebih ikhlas, dan befikir rezeki ga akan kemana. Dan juga ada perbandingan dari produk bajakan yang tidak berkualitas bagus, dengan produk woles original yang berkualitas bagus dari segi design, material bahan dan lainnya. 

Saran gue untuk pembaca : 
Belajarlah memakai produk asli buatan anak Indonesia dengan rasa bangga untuk diri sendiri bukan untuk pamer ke orang lain. 
Belajarlah menghargai produk asli buatan anak Indonesia.
Jangan takut memakai produk asli walaupun brand tersebut sudah ada bajakannya, karena rasa bangga itu ada dalam diri kita sendiri bukan di dalam diri orang lain. 
Biarin orang lain memakai produk bajakan, karena mereka yang memakai produk bajakan tidak punya rasa bangga terhadap dirinya sendiri. 
Salut buat kalian yang memakai produk asli Indonesia dan cinta dengan produk asli Indonesia. 
'BUILD YOUR PRIDE BY WEARING ORIGINAL LOCAL PRODUCTS'

2 comments:

Unknown said...

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.

Oh ya, di sana anda bisa dengan bebas mendowload music, foto-foto, video dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)

Unknown said...

Thanks for the valuable feedback. I think that strategy is sound and can be easily replicable.Great posts. I love this article. Total Brand Design are a creative bunch of unique specialists in Brand Sydney to cater for your brand, graphic, logo or website design Australia wide, Sydney, Melbourne, Brisbane, Perth, Adelaide, Canberra.

Post a Comment